Thursday, July 30, 2009

SAHABATKU LALAT

kemarin aku bertemu lalat
teman lama yang dulu selalu dengan setia menungguiku makan
bukan apa-apa, dia hanya minta aku menyisakannya satu butir nasi saja
katanya untuk menyambung hidup istrinya yang sedang sakit dan anak-anaknya yang belum bisa terbang.


aku pernah bertanya, kenapa hanya sebutir, kau sendiri makan apa
lalat temanku itu akan menjawab, aku bisa makan apa saja ... taipun aku telan
tapi aku tak akan pernah memberi makan istri dan anak-anakku dengan tai
walaupun sebenarnya tai lebih banyak mengandung nutrisi, lihatlah tubuhku yang berisi ini
ini semua nutrisi dari tai !


aku bertanya lagi, kenapa kau sendiri yang harus makan tai
bukankah istri dan anak-anak juga butuh nutrisi agar mereka bisa terbang dan mencari makan seperti dirimu, dan kau tak perlu susah susah mencarikan makan buat mereka .


lalat temanku itu kembali menjawab, aku butuh nutrisi untuk tubuhku agar kuat bekerja
dan terbang ke sana kemari tanpa lelah dan bisa dengan gesit menghindar dari segala bahaya yang mengancamku, jadi aku bisa dengan leluasa mencari makanan untuk mereka yang aku cintai.


untuk istri dan anak-anak cukup makan sebutir nasi
aku tak mau mereka terbang terlalu jauh dari sarang kami
karena terlalu berbahaya di luar sana, dan aku tak mau kehilangan mereka
aku tak mau istri dan anak-anakku menjadi mangsa tangan-tangan manusia yang tak menyukai kami
mereka selalu berusaha melenyapkan kami dari muka bumi ini, hanya karena kami suka hinggap di tempat tempat yang tak mereka sukai, dan kami selalu dianggapnya sumber penyakit .
ah manusia ... selalu saja mencari kambing hitam untuk menutupi kekurangannya, betapa munafiknya .

aku kembali bertanya, kenapa kau bilang begitu sahabatku ?

tentu saja , coba kau pikir baik-baik, sebenarnya itu kesalahan manusia itu sendiri yang tak bisa menjaga diri mereka, makanan mereka, kesehatan mereka.
dan segala macam kotoran adalah sumber nutrisi bagi kami lalat-lalat jantan
untuk tetap bisa terbang dan bebas mencari makan, bukankah semua makhluk hidup berhak mencari makan dengan cara apapun .


padahal manusia sendirilah sumber penyakit tersebut, mereka lebih menyukai tempat-tempat kotor untuk mencari makan. bedanya mereka pandai mencuci tangan sebelum menginjak ke tempat yang bersih, itulah kecerdasan manusia yang tak dimiliki makhluk hidup lain, makanya manusia di sebut makhluk paling sempurna ! hahahaaa....


Aku terkesiap mendengar penjelasan lalat hijau besar yang sudah lama menjadi sahabatku itu .
tak ada yang salah dengan ucapannya, aku jadi berfikir andai saja semua manusia bisa mendengar dan memahami bahasa lalat atau hewan lainnya yang mungkin mempunyai pendapat yang sama, maka tak perlu lagi mempertanyakan budaya malu.

akupun hanya bisa manggut-manggut menutupi rasa malu mewakili makhluk yang bernama manusia .


yaa ... kemarin aku bertemu dengan sahabat lamaku lalat
dia nampak semakin gemuk dan sehat, ada cerutu terselip di bibirnya


wah ... kukira kau sudah tak ada di dunia lagi, aku tertawa menyapanya
sepertinya kau nampak lebih awet muda dan hidupmu sejahtera, bahkan kau tak pernah lagi menungguiku makan dan meminta butiran nasi terakhirku ?


sambil mengepulkan asap cerutunya, lalat sahabatku itu menjawab,
hahahaaa... maafkan aku sobat ! Itulah sebabnya aku kemari, karena aku tak akan pernah melupakan kebaikanmu selama ini . Aku ingin mengucapkan terimakasihku kepadamu karena dengan sebutir nasi dari setiap nasi yang kau sisakan untukku adalah nyawa bagi istri dan anak-anakku .


anak-anakku sekarang sudah besar dan dewasa, aku sudah ikhlas melepaskan mereka untuk terbang dan mencari makan sendiri, mereka bebas menentukan makanan apa yang mereka sukai .
aku percaya mereka labih pandai dan gesit daripada masa mudaku dahulu .
sekarang jusru aku yang tak mereka ijinkan untuk terbang keluar sarang
karena mereka selalu pulang dengan membawa banyak sekali makanan untuk aku dan istriku .


dan setengah berbisik lalat sahabatku itu berkata , " Asal kau tahu saja, mereka tetap mengijinkan aku makan tai ... karena mereka tahu aku masih tetap membutuhkan nutrisi untuk menikmati sisa hidupku bersama istri, bukankah mereka benar-benar anak-anak yang berbakti .... heheheeh ... "


Ah lalat sahabatku, kapan kita bisa foto bersama yaaa .
sebagai kenang-kenangan tanda persahabatan kita, agar kelak aku bisa ceritakan pada anak cucuku tetang sahabatku lalat yang luar biasa ....


No comments:

Post a Comment