Thursday, July 30, 2009

Kisah Sebuah Bando dan Telor Ceplok

Sebenarnya kalau teringat cerita ini aku selalu dipaksa tersenyum kecut oleh hatiku sendiri . Cerita konyol yang ku alami semasa duduk di bangku SMA .
Cerita yang di awali ketika hari itu sekolahku meniadakan pelajaran untuk satu hari karena para guru dan stafnya mengadakan rapat mendadak.Tentu aku dan juga teman - teman satu kelas bahkan mungkin seluruh siswa di sekolahku menyambutnya dengan gegap gempita . Biasakan anak sekolah , memang selalu itu yang dinanti - nantikan .
Dan untuk menghabiskan sisa waktu hari itu, aku dan ke dua sahabatku Wanty dan Tari memutuskan untuk berjalan - jalan ke plaza .


Udara sangat panas menyengat kulit saat itu walaupun arlojiku baru menunjukkan pukul 10 pagi . Tapi keadaan di sepanjang koridor plaza terasa begitu ramai dengan para pengunjung . Setelah selesai menikmati semangkok bakso dan segelas es buah di warung bakso terfavorit di kotaku , kami bertiga kembali berjalan menyusuri sepanjang koridor plaza sambil sekali - kali memasuki beberapa toko buku, toko baju ataupun toko aksesoris walau tak satupun dari kami yang berniat membeli. Memang sangat mengasikkan untuk memasuki toko - toko tersebut . Sambil bercanda kami bisa mencoba barang - barang yang di pajang di etalase toko tanpa peduli dengan omelan atau teguran dari para pramuniaga.


Hingga pada akhirnya kami memasuki sebuah toko aksesoris terbesar yang menjual begitu komplit perlengkapan - perlengkapan perempuan , dari barang seperti karet gelang , ikat rambut , hiasan rambut, sepatu , tas hingga segala macam keperluan untuk kaum hawa ada di situ.
Aku sendiri langsung berjalan menuju ke lorong dimana terletak berbagai ragam pernak - pernik untuk mempercantik rambut , karena di situlah tempat yang paling menyenangkan bagiku .Aku mulai pelacakanku dengan memilah - milah karet - karet pengikat rambut yang cantik dan berwarna - warni. Namun tak satupun yang menarik perhatianku , selain beberapa aku sudah punya , modelnyapun terlalu kekanak - kanakkan seperti ikat rambut untuk anak - anak TK dan SD . Dan akupun mulai mengalihkan pandangan ke arah lain . Aku melangkah ke arah etalase yang memajang berbagai macam bando atau bandana .


Mataku terpaku pada sebuah bando yang sangat cantik , ukurannya tidak terlalu besar dan terbalut oleh pita beludru berwarna hitam putih teranyam begitu indah. Aku segera mengambilnya dari sela deretan bando - bando lainnya . Kuberjalan ke arah cermin besar yang memang di sediakan di sana dan memasangnya pada rambutku yang panjang sebahu. Wow ... fantastis ! Aku melihat diriku seperti seorang putri paling manis saat itu dengan bando indah menghiasi rambutku . Kulepas bando dari atas kepalaku dan mencari bandrol yang mencantumkan harganya , ternyata ada di sebalik bando itu . Hmm .. harganya lumayan mahal , Rp. 6000,00 . Untuk ukuran pelajar seperti aku tentu harga tersebut mahal , karena biasanya aku membeli bando hanya dengan harga Rp. 3000,00. Dan yang ini dua kali lipat harga biasanya . Ketika aku membuka dompetku , aku hanya menemukan uang kertas pas Rp. 6000,00. Itupun uang sisa dari uang jajan setiap hari yang aku kumpulkan untuk minggu ini .
Kalau aku belikan bando itu , tentu aku tidak akan punya simpanan lagi . Ah .. tapi bando hitam putih itu sangat menggodaku dan sayang kalau aku tak memilikinya .

Di saat aku berada dalam kebingungan antara membeli dan tidak , tiba - tiba Wanty dan Tari datang menghampiriku . Aku menunjukkan bando tersebut pada keduanya .
" Cantik ya ?"
Wanty mengambilnya dari tanganku sambil berkata , " Kamu tau Wid, aku tadi sudah ke sini . Dan aku juga suka dengan bando ini , terus aku cari kamu juga Tari untuk ngasih tau dan minta pendapat kalian tentang bando ini. Eeehh .. gak taunya kamu sudah di sini "
" Kamu juga suka Wan ... harganya mahal sekali "
" Iya , memang mahal . Tapi sayang kalo gak dibeli Wid, bagus banget ... cuma satu lagi" jawab Wanti datar namun mengejutkan aku.
" Cuma satu ??"
" Iya ... aku tadi sudah tanya sama pramuniaganya "
" Waahh .. cantik juga ya bandonya " Tari ikut - ikutan mengamati bando itu.
Rupanya Taripun tertarik pada keunikan bando indah itu .Ternyata kami bertiga sama - sama saling ingin memiliki bando cantik itu , dan secara kita yang hanya pelajar dengan uang jajan pas - pasan kami bertiga sepakat untuk memiliki bando itu secara bersama - sama. Apalagi bando itu hanya ada satu - satunya di toko tersebut.Caranya adalah dengan patungan Rp. 2000,00 perorang yang tentu saja sangat meringankan aku . Dan sesuai kesepakatan bersama , bando indah itu bisa kita miliki selama 1minggu bergilir . Heheheee ... itu adalah usulan dari Tari yang memang punya otak cemerlang di antara kami bertiga.


Setelah membayarnya kamipun mengundi siapa yang berhak membawa pulang bando untuk yang pertama kalinya . Dengan cara hompimpah aku memenangkan undian itu . Betapa beruntungnya aku , sepanjang perjalanan pulang ke rumah aku sudah membayangkan bagaimana besok pagi aku pergi ke sekolah dengan bando cantik ini di rambutku . Pasti aku akan jadi pusat perhatian teman - teman sekolahku dan juga guru - guru.Hahahahaa aku memang agak narsis sejak dulu , selalu ingin menjadi pusat perhatian orang - orang di sekitarku . Bagiku menjadi pusat perhatian adalah sesuatu yang membuat hidupku terasa indah dan penuh semangat .


Sampai di rumah tepat pukul 2 siang, aku melihat ada sebuah mobil terparkir di halaman rumahku .Sepertinya ada tamu yang berkunjung ke rumah , nampak dari luar pagar ibu sedang berbincang - bincang dengan beberapa orang di ruang tamu . Setelah mengucapkan salam dan mencium tangan ibu , aku bergegas masuk ke dalam kamarku. Ketika melintas di depan pintu kamar adikku , aku mendengar suara aneh dari dalam . Ku belokkan langkah kakiku ke kamar itu dan bertapa terkejutnya aku melihat pemandangan yang begitu memukau ! Keadaan kamar adikku tak ubahnya seperti kapal pecah, dengan berbagai barang berserakan di lantai , di atas meja . Dan kulihat sosok adikku duduk di sudut ranjangnya sambil tersedu - sedu .
" Kenapa kamu?" tanyaku sambil memasang tanganku di pinggang . Tentu saja aku kesal di buatnya , karena pasti nanti aku juga yang akan membereskan benda - benda yang berserakan di kamar ini.
" Lapar " jawabnya pendek
" Makan dong , memangnya ibu belum masak ?"
" Udah "
" Trus ?"
" Gak ada telor ceploknya"
Ya ampun anak ini , selalu saja begini . Adikku masih duduk di bangku SMP kelas II saat itu, dan hobinya adalah makan telor goreng yang dibuat mata sapi yang kami menyebutnya telor ceplok.Setiap kali makan nasi harus ada telor ceplok , kalau tidak pasti dia tidak akan mau makan. Seperti hari inilah , tapi kenapa ibu sampai lupa ya , pikirku dalam hati. aku melangkah ke arah meja makan yang di atasnya telah tertata rapi menu makan siang hari ini. Ku buka tutup nasi dan kulihat ada sepiring ikan pindang goreng, sepiring tahu bacem dan semangkuk sayur bayam dengan jagung muda , juga ada sambal terasi lezat buatan ibu . Lihatlah begitu nikmatnya menu makan siang yang sudah ibu masak, tapi adikku tetap bilang gak ada yang enak.
Aku berdiri didepan pintu kamar adikku , " Kan ibu lagi ada tamu , tunggu aja sebentar tamunya pulang kan pasti di gorengin, bereskan tuh barang - barangmu... aku gak mau ngurus! Dasar cengeng !" kataku sambil terus balik kanan menuju ke kamarku , yang kemudian di jawab dengan teriakan yang sangat kuat , " Biaaarrrriiiiiiiinnn !!!!!" dan BAAAAAMMMM !!! pintu kamarnya di tutup dengan kuatnya .


Tiba - tiba ibu masuk ke dalam kamarku , " Mbok jangan ribut , malu ada tamu " kata ibu perlahan .
" Lho , kok ibu nyalahin aku ... dia yang banting pintu kok aku yang di salahin "jawabku tidak suka dengan teguran ibu , selalu saja ibu begitu. Selalu saja membela anak cengeng itu , pikirku kesal.
" Udahlah .. kamu yang besar ngalah. Tolong kamu gorengkan telor ceplok 2 buat adikmu ya , tadi ibu pikir tamunya cuma sebentar makanya ibu tinggal dulu , gak taunya tamunya masih lama nunggu bapakmu pulang dari kantor. Ya sudah sana digorengkan telornya dulu , kasihan adikmu sudah lapar, Terus kamu ambilkan nasi sekalian sama air putihnya juga pencuci tangannya , sudah sana gak enak sama tamunya kok pada ribut - ribut."
Ya begitulah ibuku , dia pasti membela adikku dengan alasan aku yang lebih besar harus mengalah .Dengan terpaksa aku kedapur untuk menggoreng telor, dan melayani "pangeran " cengang itu. Setelah mengganti baju seragam dengan baju rumah , kemudian aku meletakkan bando yang baru saja kubeli itu di atas meja belajarku . Dengan bibir cemberut dan muka masam aku mulai menggoreng telor dan menyiapkan makan siang untuk adikku .
" Tuh sudah siap gusti pangeran !" kataku ketus di depan pintu kamarnya
" Kenapa gak di beresin barang - barangmu, aku kan sudah gorengin telornya" tanyaku ketika melihat keadaan kamarnya belum ada perubahan.
" Nanti , aku makan dulu" jawabnya acuh sambil terus duduk di depan meja makan dan mulai menikmati makan siangnya.
" Awas ya kalau gak diberesin , aku bilangin bapak nanti" aku tau dia paling takut kalau mendapat marah dari bapak. Bapak sangat beda dengan ibu yang selalu mengistimewakan laki - laki di rumah ini, kalau bapak siapapun yang salah pasti kena marah.


Setengah kesal aku memasuki kamarku untuk istirahat dengan membaringkan badanku sebentar. Rasanya sangat penat setelah seharian tadi jalan - jalan dibawah terik matahari dan kemudian pulang sampai di rumah masih disuruh menggoreng telor ceplok sialan itu. Katika aku mulai membaringkan badanku , tiba - tiba aku teringat akan bando yang tadi kubeli. Ah aku ingin mencobanya lagi , pikirku. Rasanya belum puas juga memandang dan membelai - belai bando cantik itu.
Akupun beranjak dari atas ranjang dan betapa terkejutnya aku ketika menemukan apa yang terjadi di atas meja belajarku. Oh Tuhan ! Betul - betul tak bisa aku percaya melihat pemandangan yang sangat menyayat hatiku. Pemanadangan yang meremukkan tulang rusukku , pemandangan yang membuat aku merasa seluruh tubuh ini lemas tak bertulang .
Kuraup kepingan - kepingan bando di atas meja itu dan dengan kemarahan yang luar biasa kudekati adikku yang sedang asik dengan makan siangnya .
" Kenapa kamu lakukan ini??!!!" tanyaku setengah berteriak
"Maaf deh" jawabnya ringan membuatku semakin naik darah
" Maaf ?? enak aja kalau ngomong maaf ... maaf . Kamu kan tau aku sedang gorengin telor ceplok buat kamu , kenapa kamu malah mematah - matahkan bando ini ??? Ini baru beli tau ??!!
" Gitu aja marah ... ya beli lagi kan gampang ... lagian aku tadi gak tahu kalau mbak Wid mau gorengin telor , salah sendiri tadi ngatain kalau aku cengeng .. ya aku marah dong " masih dengan ringannya dia menjawab amarahku bahkan dengan tetap santai menikmati telor ceploknya .
" Kamu ini memang .......!!!" ah aku tak bisa lagi meneruskan kata - kataku , kemarahan apapun tak akan mengembalikan keutuhan bando itu.
Pikiranku berkecamuk , ah besok pagi apa yang harus kukatakan pada Wanty dan Tari, dan uang mereka .... ?? Kenapa jadi begini ... bandoku ... uangku ... aaaahhh telor ceplok sialan itu ..
Dan diantara luapan amarah yang tak terbendung lagi ... hanya ada satu cara yang bisa kulakukan ..

" IBUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU .... !!!!!!!!!!!!!!!"




** Untuk adikku tercinta : Danu Irawan .... >> Ingat gak waktu dikau patahkan bandoku ? hehehehee ... Miss you brother :)

No comments:

Post a Comment