Thursday, July 30, 2009

MAS YANTO

Hari yang cerah , ketika aku mulai keluar rumah untuk menyetorkan kue kue buatanku pada beberapa toko dan warung makan yang berada tak jauh dari tempat tinggalku .Setelah meninggalkan dua buah toko yang menjadi langgananku , kini aku membelokkan arah sepeda motorku menuju ke sebuah rumah makan kecil yang pemiliknya adalah bekas teman sekolahku. Rumah makan di tepi jalan yang sederhana namun tak pernah surut oleh keramaian pengunjungnya .



Aku sendiripun tak pernah menyangka temanku yang pernah menyandang gelar pelajar teladan tingkat kabupaten sewaktu SD , kini menekuni profesinya dalam dunia kuliner sekaligus ibu rumah tangga .
Sama saja denganku yang semasa sekolah selalu mendapatkan rangking di tengah - tengah , tak ke atas tak juga ke bawah . Hehehe ... ternyata kecerdasan seseorang semasa sekolah tidak menentukan mau jadi apa dia kelak . Mungkinkah , atau kebetulan saja . Yang jelas aku sangat senang karena dia kini menjadi pelanggan tetap kue - kue buatanku.



Rumah makan itu masih sepi , sepertinya baru saja dibuka karena waktupun baru menunjukkan pk.8 pagi ketika aku memasuki pintunya yang terbuka lebar . Aku melihat Nunik , temanku si pemilik rumah makan ini sedang asik berbicara dengan seorang laki - laki di salah satu meja yang tersedia . Setelah mengucap salam dan sedikit senyuman juga aku berikan pada Nunik dan laki - laki itu , seperti biasa aku langsung menata kue - kue pada wadah yang telah disediakan . Nunik menghampiriku sambil membuka laci meja yang ada di depanku dan memberikan sejumlah rupiah untuk membayar kue - kue yang telah habis terjual .


" Terimakasih Nik , aku langsung jalan ya " kataku berpamitan
" Sebentar Wid , kenalkan dulu nih mas Yanto ... sepupuku yang baru saja datang dari Magelang. Dulu dia kuliah di IKIP Yogja , sering main ke rumahku juga . Sekarang dia ditugaskan mengajar di salah satu SMP di sini ." kata Nunik sambil mengajakku mendekati laki - laki yang tadi berbincang - bincang dengannya.
Laki - laki yang berkulit putih itu tersenyum mengulurkan tangannya disertai anggukan ramah .
" Hai , yanto .. "
" Widi .." kusambut uluran tangan dan keramahannya .
" Tinggal di mana ?"
" Dekat sini saja kok mas , seberang jalan situ dekat pom bensin"
" Ohya?" ada sedikit nada terperanjat dari ucapannya.
" Kenapa mas ?"
" Ah ... enggak , saya jadi ingat masa lalu aja "
" Masa lalu yang mana nih ... ?" aku mulai usil dan mengamati wajah laki - laki di depanku yang mengingatkan aku pada seseorang , hatikupun mulai bermain teka - teki.


" Aku pernah suka pada seorang gadis yang rumahnya di seberang jalan itu juga . Dulu waktu aku masih kuliah di sini . Waktu itu gadis itu masih duduk di bangku SMA kelas dua kalau tak salah , aku mengenalnya sewaktu ada acara pameran pembangunan di kabupaten yang melibatkan para pelajar SMA dan mahasiswa . Kebetulan kami sama - sama ikut andil dalam kegiatan tersebut , saya tertarik dengan keramahan dan keceriaan gadis itu selain dari wajahnya yang tentu saja cantik ."
" Terus ?" aku menyela memberinya waktu untuk menghela nafas , dan Nunikpun nampaknya mulai tertarik dengan cerita sepupunya itu kembali duduk di sebelahku .


" Kami berkenalan , walaupun aku tahu bukan hanya aku seorang saja yang tertarik dengan gadis itu tapi aku merasa PD sekali karena dia memberikan alamat rumahnya bahkan mengijinkan aku untuk bertandang .Aku sering ke rumahnya , mungkin aku tergila - gila dengannya ... tak tahu juga ya , rasanya aku yakin sekali dialah calon istriku ... hehehe ".

" Terus ... terus .. " kini Nunik yang mulai beraksi seperti tukang parkir

" Iya ... tapi aku sangat terganggu sama kedua adiknya yang sangat usil dan nakal - nakal itu .Dua adiknya itu perempuan , tapi kelakuan dan gaya mereka mirip laki - laki alias tomboy .Akupun menyerah karena dua bocah nakal itu , konyol bukan ?"
Aku terdiam , tebakanku mulai sedikit jelas ... aku tersenyum kecut sedangkan Nunik semakin penasaran.
" Kok bisa sih mas , hanya garagara dua bocah perempuan kecil saja menyerah "


Laki - laki yang bernama mas Yanto itu menghela nafasnya .
" Gimana gak menyerah , mereka itu bukan bocah kecil sih ... yang satu SMA kelas satu yang satunya SMP kelas satu . Bayangkan saja , setiap kali aku datang berkunjung .. ada saja yang mereka lakukan . Kadang - kadang kalau salah satu dari mereka yang membuka pintu, aku di suruh duduk di teras dan pintu ditutup lagi tanpa ada seorangpun yang keluar untuk menemuiku , dan akupun harus pulang dengan hati mendongkol . Terus kalau aku sedang berbicara dengan kakaknya , ada saja ulah keduanya .. bermain gitar dan bernyanyi dengan keraslah di ruang yang sama , memutar tivi juga dengan volume yang mengalahkan suara layar tancep , kejar - kejaran di sekitar sofa yang aku duduki bahkan pernah dengan kurang ajarnya mereka meletakkan cobek buat bikin sambel itu di atas meja, dengan memberi jampi - jampi katanya semoga tamu yang jelek ini segera pergi dan tak pernah gentayangan di sini "


Nunik tertawa terpingkal - pingkal , sedangkan aku hanya tersenyum kecut mendengarnya .
" Terus .. terus ... kok kurang ajar sekali anak - anak itu ya .. tapi lucu juga " kata Nunik di sela tawanya .


" Itulah , aku juga heran gadis itu juga gak melarang ataupun memarahi adik - adiknya . Aku sempat berfikir apakah ini memang sengaja, kalau dia tak suka sama aku kan bisa bilang ... tapi dia diam aja . Tapi aku mulai sadar ketika hari - hari selanjutnya yang menemuiku adalah ibunya dan selalu ibunya dengan alasan gadis itu sedang di rumah saudaranya ataupun ada kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.
Dan ketika kedatanganku yang terakhir itu adiknya yang SMP yang membukakan pintu , sambil tersenyum sinis dia menanyaiku , ..... mau ngapelin ibu ya mas , ibu lagi kondangan nanti jam 12 malam baru pulang , kalau mau nunggu silahkan aja duduk manis di teras yaa ... "


" Betapa geramnya aku sama anak kecil itu , tapi gak tahu juga ya kenapa aku gak bisa marah sedikitpun dengan kekurang ajaran mereka . Aku hanya bisa tersenyum dan pamitan pulang ... bayangkan , aku masih mau berpamitan pada seorang gadis kecil yang mengejekku . Akhirnya kuputuskan untuk menyudahi kunjunganku ke rumah itu lagi . dan berusaha melupakan gadis cantik itu , gak ada sakit hati kok ... cuma kecewa saja .. heheh "


" Kalau boleh tahu siapa nama gadis yang mas Yanto sukai itu ?" aku meyakinkan tebakanku.
Mas yanto nampak mengingat - ingat sesuatu , dan hatiku berdebar - debar menunggu jawabannya .

" Hmm ... kalau gak salah ya ... namanya Hera , yaaa... nama gadis itu Hera .. tepatnya Herawati !"

Aku terlonjak , jantungku seperti mau lepas mendadak .... apalagi ketika Nunik secara mengejutkan bertanya ..

" Wid , bukankah kakakmu bernama Hera ?"


Aku pura - pura tak mendengarnya sambil melihat arloji di pergelangan tanganku , aku berpamitan.
" Aduh maaf , sudah ngelantur ya ... daganganku belum selesai kusetorkan semua nih .. aku pamit dulu
ayuk Nik ... mari mas , saya jalan dulu ... terimakasih ya , ceritanya menarik sekali "
Aku bergegas meninggalkan meja diiringi tatapan heran mas Yanto , aku tahu ada yang ingin di tanyakannya sehubungan dengan pertanyaan Nunik padaku tadi .



Tak perlu ditanyakan mas , aku terlalu malu untuk menjawabnya ... kataku dalam hati sambil nyengir pergi.



****** ### *****

2 comments:

  1. Hahaha...
    Isin toh nek ke gap
    Mulakno ojo mbegajul mbak
    Nek ono wong seneng di alang2i
    opo jane mba dewe yg naksir sama mas yanto...
    cinta terpendam, jadinya gitu deh!
    sok2 usil pdhal hatinya terkenyut-kenyut.
    hehehe

    Aku suka alurnya alami sekali.

    ReplyDelete
  2. hahahaa ini kisah agak nyata mas .. hehehe
    saat itu aku masih duduk di kls 2 SMP kalo gak salah ... gak suka kalo ada cowok ngapelin mbakku, pikirku pacaran marahi bodo gak gelem sinau ... hehehee

    suwun mas yaaa ...

    ReplyDelete