Saturday, August 8, 2009

( Bukan) Laskar Pelangi

cerpen oleh Dewi Maharani


Ini bukan ingin meniru Laskar Pelangi, tapi ketika aku mulai menulis satu persatu nama teman masa kecilku, cerita tentang novel yang telah sukses difilmkan itu terbersit di otakku. Tak mengapa, mungkin setiap kita mempunyai masa kecil yang hampir sama, yang tergores indah dan kekal untuk selalu dikenang.

Masa kecilku yang menyenangkan, ketika ayahku memutuskan untuk pindah ke kampung halamannya setelah selama 15tahun mengabdikan diri sebagai seorang prajurit di Banjarmasin. Aku yang saat itu sangat bersedih karena merasa akan kehilangan teman-teman bermainku, terus menangis di dalam pesawat Merpati yang membawa kami melintasi putihnya mega di atas laut jawa. Aku membayangkan betapa sepinya hidupku kelak tanpa seorangpun kawan di kampung ayahku, apalagi aku tak mengerti bahasa jawa saat itu.

Namun apa yang menjadi ketakutanku, lenyap seketika. Ketika aku mulai mengenal beberapa teman seumurku yang bertempat tinggal di kanan kiri rumahku. Hari demi hari kami bermain bersama hingga keakraban terjalin begitu saja tanpa kami sadari berjalan dengan sangat menggembirakan.


Adalah Mintarto yang biasa kami panggil Tatok, Budiono yang kami panggil Budi, Nurrofick yang kami panggil Nunung, Muhammad Cahyono Suko atau Nanang dan kakaknya yang kini sudah tiada, almarhumah Indira Andriyani yang biasa kami sapa Andri. Di antara kami berenam, hanya aku dan Andri yang berkelamin perempuan. Tapi itu bukan penghalang bagi kami untuk menghabiskan waktu sepulang sekolah bersama, ataupun hari minggu yang membuat kami seakan tak bisa dipisahkan lagi.


Kebetulan hanya Tatok dan Budi yang satu sekolah sedangkan aku, Andri dan Nanang bersekolah di sekolah yang agak jauh dari rumah kami. Alasan orang tua kami adalah sekolah Tatok dan Budi sangat riskan karena kami harus menyeberang jalan raya dan juga rel kereta api, yang mana sering terjadi kecelakaan dan selalu memakan korban. Yah, bisa dimaklumi juga kekhawatiran mereka.

Biasanya sepulang dari sekolah, sesudah mengganti baju seragam dengan baju rumah dan tentu saja makan siang, tanpa dikomando satu persatu dari kami akan muncul di halaman rumah Tatok yang sangat sejuk karena kerindangan beberapa pohon nangka yang tak pernah berhenti berbuah.

Kami akan membicarakan permainan apa yang akan kami lakukan hari ini jika kemarin kami belum membuat rencana. Biasanya kami akan bermain sebagaimana cerita-cerita dalam film yang kami tonton dari layar televisi. Salah satunya adalah film CHIP's dan juga serial HUNTER, keren kan ? hehehe

Pukul 3 sore adalah waktu yang selalu kami gunakan untuk mulai beraksi, selain matahari sudah tak begitu terik, kami juga menghindari masalah dari para orang tua kami. Mereka akan sangat marah jika saatnya tidur siang kami gunakan untuk kelayapan (kata mereka, hiks), katanya .. kalah dengan anak ayam, yang kalau siang hari berlindung di bawah perut induknya untuk beristirahat, ini anak orang disuruh tidur susahnya minta ampun, hihihii .. disamakan anak ayam .


Biasanya kalau hari hujan, kami agak kesulitan untuk berkumpul. Karena bagiku sendiri, saat hujan deras ibu akan menungguiku sampai aku benar-benar terlelap. Hehe, aku tak kurang akal untuk mengelabuhi ibu, aku pura-pura terlelap dan mendengkur dengan bantal yang menutupi wajahku. Kemudian ibu akan membetulkan letak kepalaku dan meyakinkan apakah aku sudah benar-benar tertidur. Sesudah itu, beliau pasti akan segera pindah ke kamar depan untuk ngeloni adikku.


Dengan berjingkat-jingkat ala Scoby Do, aku membuka pintu dengan sangat hati-hati agar tak menimbulkan bunyi berderit. Dan sesampainya di luar pagar, aku akan melompat dan segera berlari di bawah derasnya hujan untuk bergabung dengan pasukanku yang ternyata mengambil jalan yang sama untuk melepaskan diri dari "belenggu Ibu" hahahaaa... Dan kamipun akan teriak " MERDEKA !" dan kemudian berlari sambil tertawa-tawa menyatu dengan hujan tanpa peduli jika nanti ibu-ibu kami menyadari "tahanannya" sudah melarikan diri.


Di bulan Agustus ini, ada kenangan tersendiri bagi masa kecil kami. Kami selalu bermain perang-perangan pada hari-hari menjelang Agustusan. Biasanya kami akan bermain lakonan 6 jam di Yogja, serial perang di televisi yang menjadi favorite kami. Tatok akan menjadi Letnan Soeharto, Nanang dan Nunung sebagai tentara kompeni belanda, aku dan Andri sebagai petugas palang merah merangkap mata-mata republik sedangkan Budi selalu minta peran sebagai Temon (bocah ajaib di film itu) .


Kami sangat mengahayati apapun yang sedang kami mainkan, bahkan jika ada tambahan kawan yang datang untuk ikut bermain, kami terima dengan sangat gembira. Dan jika musim panen tiba, kami akan bermain-main di pematang sawah, membuat suling dari batang padi, berguling-guling di atas pelepah padi yang sudah kosong tak peduli sinar matahari yang membuat kulit kami gosong. Dan sore harinya kami pulang dengan telinga tebal siap mendengarkan omelan ibu yang menyongsong.


Sungguh masa kecil yang tiada terlupakan, yang tak akan pernah hilang dari ingatan. Keakraban kami memudar seiring bentangan waktu dan usia yang terus berjalan. Kami mulai melangkah pada jalan kami masing-masing setelah memasuki usia remaja hingga dewasa kini. Kadang ada kesedihan yang hinggap di hatiku saat memasuki bulan Agustus. Banyak kenangan indah di bulan ini, saat kami bermain perang-perangan, mengikuti lomba 17an, pentas membacakan sajak perjuangan di panggung hiburan dan menarikan tarian rakyat dengan iringan biola dan gitar.


Kini, masing-masing dari kami sudah berkeluarga. Dan sahabatku Andri sudah mendahului kami menghadap Yang Kuasa. Dia masih sering menemuiku dalam mimpi hingga kini, untuk mengulang masa kecil kami. Sementara Tatok, Budi dan Nunungpun sudah berumah tangga. Sepertinya hanya Nanang yang masih melajang hingga sekarang. Semoga cepet dapat jodoh ya, Nang ...


Kami memang bukan Laskar Pelangi, kami hanyalah bocah-bocah bandel yang mempunyai segudang mimpi. Walau mimpi itu tak bisa kami raih, tapi kami tetap selalu tertawa bila mengingat semuanya, apalagi bila mengingat Budi yang menirukan gaya capten Hunter di saat akan mulai beraksi, " Follow me!"

hahahahaaa....










No comments:

Post a Comment